admin – Penerbit Poltekkes kemenkes makassar https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/ Thu, 26 Sep 2024 04:47:39 +0000 id hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/wp-content/uploads/2023/11/cropped-cropped-LOGO-UTAMA-32x32.png admin – Penerbit Poltekkes kemenkes makassar https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/ 32 32 Peningkatan Kesadaran Masyarakat tentang Penggunaan Obat Antikoagulan Oral yang Aman https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/07/peningkatan-kesadaran-masyarakat-tentang-penggunaan-obat-antikoagulan-oral-yang-aman/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/07/peningkatan-kesadaran-masyarakat-tentang-penggunaan-obat-antikoagulan-oral-yang-aman/#respond Wed, 07 Aug 2024 06:15:14 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=99 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui survei terhadap 300 pasien yang menggunakan obat antikoagulan oral, menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan dan kesadaran mereka tentang penggunaan obat tersebut. Pendekatan kualitatif melibatkan wawancara mendalam dengan 20 pasien dan 10 tenaga medis untuk mendapatkan wawasan tentang pengalaman dan pemahaman pasien mengenai obat antikoagulan oral.

Data kuantitatif dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan inferensial untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel demografis, tingkat pendidikan, dan tingkat pengetahuan tentang penggunaan obat antikoagulan oral. Data kualitatif dianalisis menggunakan metode analisis tematik untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul dari wawancara, yang kemudian digunakan untuk merancang intervensi edukasi yang tepat.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% pasien memiliki pengetahuan yang rendah tentang penggunaan obat antikoagulan oral, terutama terkait dengan dosis, waktu konsumsi, dan potensi efek samping. Sekitar 25% pasien melaporkan bahwa mereka tidak selalu mengikuti instruksi dokter secara tepat, yang meningkatkan risiko komplikasi seperti perdarahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan kesadaran termasuk tingkat pendidikan, akses terhadap informasi medis, dan komunikasi dengan tenaga medis.

Wawancara mendalam mengungkapkan bahwa banyak pasien merasa bingung dan tidak cukup mendapatkan informasi tentang bagaimana menggunakan obat antikoagulan oral dengan benar. Beberapa pasien juga melaporkan kurangnya dukungan dari tenaga medis dalam memahami pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan. Pasien yang lebih terinformasi cenderung mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti apoteker dan dokter spesialis, serta materi edukasi yang disediakan oleh rumah sakit.

Diskusi

Diskusi mengenai hasil penelitian ini menyoroti pentingnya edukasi yang komprehensif dan berkelanjutan tentang penggunaan obat antikoagulan oral. Diperlukan upaya untuk meningkatkan akses pasien terhadap informasi yang akurat dan mudah dipahami mengenai penggunaan obat ini. Materi edukasi harus mencakup informasi tentang dosis yang tepat, jadwal konsumsi, potensi efek samping, dan tanda-tanda komplikasi yang perlu diwaspadai.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa komunikasi yang efektif antara tenaga medis dan pasien sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap pengobatan. Tenaga medis perlu dilatih untuk memberikan informasi yang jelas dan memadai, serta memastikan bahwa pasien memahami instruksi pengobatan. Selain itu, penggunaan teknologi seperti aplikasi seluler atau SMS untuk mengingatkan pasien tentang jadwal konsumsi obat dapat membantu meningkatkan kepatuhan.

Implikasi Klinis

Implikasi klinis dari penelitian ini adalah bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan perlu memperkuat program edukasi tentang penggunaan obat antikoagulan oral. Edukasi yang berkelanjutan dan interaktif dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien dan mencegah komplikasi yang terkait dengan penggunaan obat yang tidak tepat. Selain itu, perlu adanya pelatihan bagi tenaga medis untuk meningkatkan keterampilan komunikasi mereka dalam memberikan informasi kepada pasien.

Selain itu, program pemantauan yang lebih baik untuk menilai kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan mengidentifikasi pasien yang berisiko rendah kepatuhan perlu diterapkan. Ini dapat mencakup penggunaan teknologi, seperti aplikasi seluler untuk pengingat obat dan pencatatan pengobatan, yang dapat membantu pasien dalam menjaga jadwal pengobatan mereka.

Strategi Intervensi

Berdasarkan temuan penelitian, beberapa strategi intervensi dapat direkomendasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman:

  1. Program Edukasi Berkelanjutan: Mengadakan sesi edukasi rutin tentang penggunaan obat antikoagulan oral, pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan, dan manajemen efek samping. Edukasi ini bisa dilakukan melalui konseling individual, grup diskusi, dan distribusi materi edukatif.
  2. Pelatihan Tenaga Medis: Memberikan pelatihan kepada tenaga medis tentang teknik komunikasi efektif dan pendekatan berbasis pasien. Ini termasuk mendengarkan kekhawatiran pasien, memberikan informasi yang jelas, dan menawarkan dukungan emosional.
  3. Penggunaan Teknologi: Menggunakan aplikasi seluler atau SMS untuk mengirim pengingat pengobatan, informasi edukatif, dan pesan motivasi kepada pasien. Teknologi ini juga bisa digunakan untuk memantau kepatuhan pasien secara real-time.
  4. Dukungan Sosial: Mengembangkan kelompok dukungan pasien yang melibatkan keluarga dan komunitas. Kelompok ini dapat menjadi platform untuk berbagi pengalaman, memberikan dukungan emosional, dan memperkuat motivasi pasien.
  5. Aksesibilitas Informasi: Memastikan bahwa pasien memiliki akses mudah dan terjangkau terhadap informasi yang akurat tentang obat antikoagulan oral. Ini bisa melibatkan penyediaan materi edukatif di klinik dan rumah sakit, serta melalui media sosial dan situs web.

Pengaruh Kesehatan

Peningkatan kesadaran tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman akan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Pasien yang lebih terinformasi cenderung mematuhi regimen obat mereka dengan lebih baik, mengurangi risiko komplikasi seperti perdarahan dan trombosis. Selain itu, peningkatan kepatuhan juga akan mengurangi angka rawat inap dan kunjungan ke rumah sakit, yang pada akhirnya dapat menurunkan biaya perawatan kesehatan secara keseluruhan.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman masih perlu ditingkatkan. Edukasi yang komprehensif, komunikasi yang efektif antara tenaga medis dan pasien, serta dukungan sosial yang kuat sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Intervensi yang dirancang dengan baik dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien, kepatuhan terhadap pengobatan, dan hasil kesehatan secara keseluruhan.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa rekomendasi dapat diberikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman:

  1. Edukasi Pasien yang Berkelanjutan: Memperkuat program edukasi tentang penggunaan obat antikoagulan oral dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan.
  2. Pelatihan Tenaga Medis: Memberikan pelatihan kepada tenaga medis tentang komunikasi efektif dan manajemen pasien yang menggunakan obat antikoagulan oral.
  3. Penggunaan Teknologi: Mengimplementasikan teknologi untuk mendukung pengingat pengobatan dan pemantauan kepatuhan.
  4. Dukungan Sosial: Mengembangkan kelompok dukungan untuk pasien dan keluarga mereka.
  5. Akses Informasi yang Lebih Baik: Memastikan ketersediaan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang penggunaan obat antikoagulan oral.

Implementasi rekomendasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penggunaan obat antikoagulan oral yang aman, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil kesehatan dan kualitas hidup pasien.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/07/peningkatan-kesadaran-masyarakat-tentang-penggunaan-obat-antikoagulan-oral-yang-aman/feed/ 0
Stabilitas Obat: Faktor dan Pengujian dalam Farmasetika https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/stabilitas-obat-faktor-dan-pengujian-dalam-farmasetika/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/stabilitas-obat-faktor-dan-pengujian-dalam-farmasetika/#respond Fri, 02 Aug 2024 06:19:35 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=90 Deskripsi ini membahas prinsip dasar stabilitas obat dan pentingnya pengujian untuk memastikan kualitas produk farmasi. Peserta akan mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat, seperti suhu, kelembapan, dan pH, serta bagaimana perubahan kondisi ini dapat memengaruhi efektivitas dan keamanan obat. Modul ini juga mencakup metode pengujian stabilitas, termasuk uji jangka panjang, uji percepatan, dan teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam formulasi obat selama penyimpanan.

Fokus pada faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas obat, deskripsi ini mengeksplorasi berbagai elemen yang dapat menyebabkan degradasi obat, seperti interaksi antara bahan aktif dan eksipien, serta kondisi lingkungan. Pembahasan meliputi cara-cara untuk mengendalikan dan meminimalkan dampak faktor-faktor tersebut melalui desain formulasi, kemasan, dan kondisi penyimpanan. Modul ini juga menyajikan metode praktis untuk melakukan analisis stabilitas dan langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil.

Deskripsi ini memberikan gambaran mendalam tentang metode dan prosedur yang digunakan dalam pengujian stabilitas obat. Peserta akan mempelajari berbagai jenis uji stabilitas, seperti uji stabilitas thermal, fotostabilitas, dan uji stabilitas mekanik, serta prosedur yang diikuti untuk memastikan obat tetap efektif dan aman sepanjang masa simpannya. Modul ini juga mencakup pengaruh metode pengujian terhadap hasil stabilitas dan bagaimana data tersebut digunakan untuk menentukan masa simpan produk obat.

Deskripsi ini membahas tantangan yang dihadapi dalam memastikan stabilitas obat dalam formulasi kompleks, seperti obat kombinasi atau sediaan dengan bahan aktif yang sensitif. Peserta akan mengeksplorasi masalah khusus yang dapat mempengaruhi stabilitas, termasuk interaksi antara bahan aktif dan eksipien yang kompleks. Modul ini juga menawarkan solusi praktis dan strategi pengembangan untuk meningkatkan stabilitas produk farmasi, serta teknik pengujian khusus yang digunakan untuk mengevaluasi stabilitas dalam formulasi yang lebih kompleks.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/stabilitas-obat-faktor-dan-pengujian-dalam-farmasetika/feed/ 0
Formulasi Obat: Konsep dan Praktik dalam Farmasetika https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/formulasi-obat-konsep-dan-praktik-dalam-farmasetika/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/formulasi-obat-konsep-dan-praktik-dalam-farmasetika/#respond Fri, 02 Aug 2024 06:18:52 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=89 Deskripsi ini menguraikan prinsip dasar formulasi obat dan bagaimana penerapannya dalam desain produk farmasi. Peserta akan mempelajari konsep penting seperti pemilihan bahan aktif dan eksipien, teknik formulasi untuk berbagai bentuk sediaan (tablet, kapsul, suspensi, dll.), serta pengaruh formulasi terhadap stabilitas dan efektivitas obat. Selain itu, modul ini mencakup studi kasus dan aplikasi praktis untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana desain formulasi mempengaruhi hasil pengobatan.

Fokus pada teknik dan strategi dalam pengembangan sediaan farmasi, deskripsi ini membahas berbagai metode praktis yang digunakan dalam formulasi obat. Peserta akan belajar tentang proses pembuatan, pengujian, dan optimasi formulasi, termasuk teknik pencampuran, kompresi, dan pelepasan terkendali. Modul ini juga mengulas tantangan yang sering dihadapi selama proses formulasi dan solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut.

Deskripsi ini menjelaskan integrasi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam formulasi obat. Pembahasan mencakup konsep dasar seperti farmakokinetik dan farmakodinamik yang mempengaruhi desain formulasi, serta aplikasi teknologi terbaru dalam pembuatan sediaan obat. Modul ini akan mengeksplorasi bagaimana penelitian dan perkembangan teknologi mempengaruhi pengembangan formulasi yang lebih efektif dan aman, termasuk penggunaan sistem nano dan teknologi pembebasan terkontrol.

Deskripsi ini berfokus pada formulasi obat yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti formulasi untuk pasien dengan gangguan penyerapan atau intoleransi terhadap bahan tertentu. Peserta akan mempelajari pendekatan formulasi yang digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk modifikasi bentuk sediaan, penggunaan eksipien khusus, dan teknik formulasi yang disesuaikan. Modul ini juga membahas studi kasus dan aplikasi praktis yang menunjukkan bagaimana formulasi obat dapat disesuaikan untuk kebutuhan spesifik pasien.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/formulasi-obat-konsep-dan-praktik-dalam-farmasetika/feed/ 0
Sistem Pengantaran Obat: Metode dan Teknologi Terkini https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/sistem-pengantaran-obat-metode-dan-teknologi-terkini/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/sistem-pengantaran-obat-metode-dan-teknologi-terkini/#respond Fri, 02 Aug 2024 06:16:34 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=88 Deskripsi ini mengeksplorasi inovasi terbaru dalam sistem pengantaran obat, dengan fokus pada metode dan teknologi yang meningkatkan efektivitas pengobatan. Peserta akan mempelajari berbagai sistem pengantaran seperti sistem pelepasan terkontrol, nanopartikel, dan mikrokapsulasi yang dirancang untuk meningkatkan bioavailabilitas obat dan mengurangi efek samping. Modul ini juga membahas bagaimana teknologi terbaru, termasuk sistem pengantaran berbasis teknologi nanomedis dan terapi gen, mengubah cara obat dikirimkan ke target dalam tubuh.

Modul ini fokus pada metode terkini dalam sistem pengantaran obat yang menawarkan cara baru untuk administrasi obat. Pembahasan mencakup penggunaan patch transdermal untuk pengantaran obat jangka panjang, teknologi mikroinjeksi yang memungkinkan pengantaran obat langsung ke jaringan, dan sistem pengantaran berbasis gel atau film. Deskripsi ini akan menggali keuntungan dan tantangan masing-masing metode serta bagaimana mereka diterapkan dalam praktek klinis untuk meningkatkan kepatuhan pasien dan efektivitas terapi.

Fokus pada teknologi terbaru yang mempengaruhi sistem pengantaran obat, deskripsi ini mencakup aplikasi inovatif seperti sistem pengantaran obat berbasis sensor, teknologi microelectromechanical systems (MEMS), dan penggunaan polimer biomaterial. Peserta akan mendapatkan wawasan tentang bagaimana teknologi-teknologi ini memungkinkan pengantaran obat yang lebih presisi, mengoptimalkan dosis, dan memungkinkan pemantauan real-time dari respons pasien terhadap terapi.

Deskripsi ini membahas pendekatan terintegrasi dalam sistem pengantaran obat, yang mencakup kombinasi berbagai metode dan teknologi untuk mengelola terapi secara efektif. Dengan menekankan pada strategi yang menggabungkan sistem pelepasan yang terkontrol, teknologi berbasis nanomedis, dan alat diagnostik canggih, modul ini menguraikan bagaimana integrasi berbagai sistem dapat meningkatkan hasil pengobatan. Pembahasan juga meliputi tantangan dalam implementasi teknologi ini dan bagaimana pendekatan terintegrasi dapat memenuhi kebutuhan klinis yang kompleks.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/sistem-pengantaran-obat-metode-dan-teknologi-terkini/feed/ 0
Pengantar Farmasetika: Prinsip Dasar dan Aplikasi https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/pengantar-farmasetika-prinsip-dasar-dan-aplikasi/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/pengantar-farmasetika-prinsip-dasar-dan-aplikasi/#respond Fri, 02 Aug 2024 06:15:54 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=87 Pengantar ini memberikan pemahaman mendasar tentang prinsip farmasetika, yang meliputi ilmu tentang bagaimana obat dirancang, disiapkan, dan disajikan. Dengan fokus pada proses formulasi, materi ini menguraikan bagaimana berbagai faktor seperti stabilitas, dosis, dan bentuk sediaan mempengaruhi efektivitas dan keamanan obat. Peserta akan mempelajari teknik formulasi yang digunakan dalam pembuatan tablet, kapsul, larutan, dan sediaan topikal, serta aplikasi praktisnya dalam industri farmasi.

Modul ini mengupas dasar-dasar farmasetika dari perspektif teknologi dan praktik industri. Peserta akan mempelajari prinsip dasar farmasetika, termasuk interaksi bahan aktif dengan eksipien, mekanisme pelepasan obat, dan metode produksi. Selain itu, akan dibahas bagaimana prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pengembangan obat baru dan bagaimana teknologinya mempengaruhi efektivitas serta profil keamanan produk farmasi.

Fokus pada aplikasi prinsip-prinsip farmasetika dalam pengembangan dan evaluasi produk obat. Deskripsi ini mencakup cara-cara bagaimana teori farmasetika diterapkan dalam desain formulasi, termasuk pemilihan bahan, teknik pembuatan, dan metode evaluasi kualitas produk. Diskusi juga meliputi tantangan praktis yang dihadapi dalam pengembangan obat serta strategi untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul selama proses tersebut.

Pengantar ini menawarkan wawasan tentang prinsip dasar farmasetika dan bagaimana teknik-teknik tersebut diterapkan dalam pembuatan obat. Dengan menekankan pada aspek praktis, peserta akan belajar tentang peran formulasi dalam menentukan efektivitas obat, serta bagaimana berbagai teknik formulasi seperti pencampuran, kompresi, dan pelapisan mempengaruhi hasil akhir. Aplikasi praktis dalam pembuatan obat serta evaluasi kualitas juga akan dibahas untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang proses produksi farmasi.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2024/08/02/pengantar-farmasetika-prinsip-dasar-dan-aplikasi/feed/ 0
SLIDE 1 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/15/slide-1/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/15/slide-1/#respond Wed, 15 Nov 2023 07:07:30 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=39 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/15/slide-1/feed/ 0 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Pengobatan Antihipertensi pada Pasien Hipertensi https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/14/hubungan-tingkat-pendidikan-dengan-pengetahuan-pengobatan-antihipertensi-pada-pasien-hipertensi/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/14/hubungan-tingkat-pendidikan-dengan-pengetahuan-pengobatan-antihipertensi-pada-pasien-hipertensi/#respond Tue, 14 Nov 2023 06:50:00 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=77 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di beberapa klinik dan rumah sakit di daerah perkotaan. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan kriteria inklusi pasien hipertensi yang sudah menjalani pengobatan antihipertensi selama minimal satu tahun. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari dua bagian utama: bagian pertama mengukur tingkat pendidikan responden, dan bagian kedua mengukur pengetahuan mereka tentang pengobatan antihipertensi.

Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial. Uji korelasi Pearson digunakan untuk menentukan hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan tentang pengobatan antihipertensi. Selain itu, analisis regresi linear digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengetahuan pengobatan antihipertensi. Validitas dan reliabilitas kuesioner juga diuji sebelum digunakan dalam penelitian ini.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi. Pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai jenis-jenis obat antihipertensi, cara penggunaannya, dan efek samping yang mungkin terjadi. Sebaliknya, pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah menunjukkan pengetahuan yang kurang mendalam mengenai aspek-aspek tersebut.

Secara spesifik, analisis data menunjukkan bahwa pasien dengan pendidikan tinggi (S1 ke atas) memiliki skor pengetahuan rata-rata 85 dari 100, sedangkan pasien dengan pendidikan rendah (SMP ke bawah) memiliki skor rata-rata 60 dari 100. Hasil ini mengindikasikan bahwa peningkatan pendidikan dapat berkontribusi secara signifikan terhadap peningkatan pengetahuan tentang pengobatan antihipertensi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan.

Diskusi

Temuan penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam meningkatkan pengetahuan pengobatan antihipertensi. Pendidikan yang lebih tinggi memberikan akses ke informasi yang lebih luas dan kemampuan untuk memahami informasi medis yang kompleks. Hal ini penting karena pengetahuan yang baik tentang pengobatan dapat membantu pasien mengelola kondisi mereka dengan lebih efektif, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada tantangan yang perlu diatasi dalam meningkatkan pengetahuan pengobatan di kalangan pasien dengan pendidikan rendah. Intervensi pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pemahaman pasien perlu dikembangkan. Misalnya, program edukasi kesehatan yang menggunakan media visual dan bahasa yang sederhana dapat lebih efektif dalam menjangkau kelompok pasien ini.

Implikasi Farmasi

Implikasi dari penelitian ini bagi praktik farmasi sangat signifikan. Apoteker dan tenaga medis perlu lebih proaktif dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang pengobatan antihipertensi. Edukasi ini harus mencakup informasi tentang cara penggunaan obat, pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan, dan cara mengidentifikasi serta melaporkan efek samping yang mungkin terjadi.

Selain itu, apoteker juga dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan materi edukasi yang mudah dipahami oleh pasien dengan berbagai tingkat pendidikan. Kerjasama antara apoteker, dokter, dan penyedia layanan kesehatan lainnya sangat diperlukan untuk memastikan bahwa semua pasien mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk mengelola hipertensi mereka dengan efektif.

Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengobatan antihipertensi. Beberapa obat antihipertensi dapat berinteraksi dengan obat lain yang mungkin sedang dikonsumsi oleh pasien, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), suplemen herbal, atau obat-obatan lainnya yang digunakan untuk mengelola kondisi kesehatan kronis lainnya. Interaksi ini bisa mengurangi efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping.

Apoteker harus waspada terhadap potensi interaksi obat dan secara rutin meninjau resep pasien untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko ini. Pasien juga harus didorong untuk selalu menginformasikan semua obat yang mereka konsumsi kepada apoteker dan dokter mereka. Dengan demikian, potensi interaksi obat yang merugikan dapat diminimalkan, dan terapi antihipertensi dapat berjalan dengan lebih aman dan efektif.

Pengaruh Kesehatan

Pengetahuan yang baik tentang pengobatan antihipertensi tidak hanya meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap kesehatan secara keseluruhan. Pasien yang memahami pentingnya mengikuti regimen pengobatan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih terkontrol, mengurangi risiko komplikasi seperti stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.

Selain itu, pengetahuan yang baik tentang pengobatan juga dapat meningkatkan kesadaran pasien tentang pentingnya perubahan gaya hidup yang mendukung pengobatan, seperti diet sehat, olahraga teratur, dan pengelolaan stres. Kesadaran ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pengobatan antihipertensi pada pasien hipertensi. Pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai pengobatan mereka, yang dapat meningkatkan kepatuhan dan hasil kesehatan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi faktor penting dalam manajemen hipertensi yang efektif.

Meningkatkan pengetahuan pasien tentang pengobatan antihipertensi melalui edukasi yang efektif dapat menjadi strategi yang kuat dalam mengendalikan hipertensi dan mencegah komplikasi terkait. Pendekatan yang lebih holistik dan kolaboratif dalam edukasi kesehatan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini.

Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian ini, disarankan agar penyedia layanan kesehatan meningkatkan fokus pada edukasi pasien tentang pengobatan antihipertensi. Program edukasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan menggunakan metode yang mudah dipahami dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien.

Selain itu, kolaborasi antara dokter, apoteker, dan tenaga medis lainnya perlu ditingkatkan untuk memastikan informasi yang konsisten dan lengkap disampaikan kepada pasien. Implementasi teknologi, seperti aplikasi kesehatan dan platform edukasi online, juga dapat digunakan untuk mendukung edukasi pasien yang lebih luas dan efektif.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/14/hubungan-tingkat-pendidikan-dengan-pengetahuan-pengobatan-antihipertensi-pada-pasien-hipertensi/feed/ 0
Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Terapi Diare pada Balita di RSIA Muhammadiyah Malang tahun 2018 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/12/hubungan-pengetahuan-ibu-terhadap-terapi-diare-pada-balita-di-rsia-muhammadiyah-malang-tahun-2018/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/12/hubungan-pengetahuan-ibu-terhadap-terapi-diare-pada-balita-di-rsia-muhammadiyah-malang-tahun-2018/#respond Sun, 12 Nov 2023 06:50:00 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=76 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada ibu-ibu yang memiliki balita penderita diare di RSIA Muhammadiyah Malang pada tahun 2018. Sampel penelitian diambil secara acak dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik chi-square untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare yang dilakukan.

Instrumen kuesioner terdiri dari pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang penyebab, gejala, dan penanganan diare pada balita. Selain itu, terdapat pertanyaan mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh ibu dalam menangani diare pada balita mereka. Validitas dan reliabilitas kuesioner diuji sebelum digunakan untuk memastikan keakuratan data yang dikumpulkan.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare yang dilakukan. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik lebih cenderung menggunakan terapi yang tepat sesuai dengan anjuran medis. Sebaliknya, ibu dengan pengetahuan yang kurang cenderung melakukan tindakan yang tidak sesuai atau bahkan berpotensi membahayakan kesehatan balita.

Sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik menggunakan oralit sebagai terapi utama untuk diare, sementara yang memiliki pengetahuan kurang cenderung menggunakan obat-obatan yang tidak direkomendasikan atau bahkan tidak memberikan terapi apapun. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita.

Diskusi

Diskusi dalam penelitian ini menekankan pentingnya edukasi kesehatan bagi ibu-ibu dalam menangani diare pada balita. Ditemukan bahwa pengetahuan yang memadai sangat mempengaruhi keputusan ibu dalam memilih terapi yang tepat. Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media seperti penyuluhan, brosur, atau konsultasi langsung dengan tenaga medis.

Penelitian ini juga menunjukkan perlunya intervensi dari pihak rumah sakit dan tenaga medis untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang diare. Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu diharapkan dapat mengambil tindakan yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi diare pada balita, sehingga mengurangi angka kesakitan dan komplikasi yang dapat terjadi.

Implikasi Farmasi

Implikasi farmasi dari penelitian ini mencakup pentingnya peran apoteker dalam memberikan informasi yang akurat tentang penanganan diare. Apoteker harus aktif dalam memberikan edukasi kepada ibu-ibu mengenai obat-obatan yang aman dan efektif untuk digunakan pada balita yang menderita diare.

Selain itu, apoteker juga perlu memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan untuk terapi diare, seperti oralit dan zinc, serta memberikan petunjuk penggunaan yang jelas. Edukasi yang diberikan oleh apoteker dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan memastikan penggunaan obat yang tepat dan aman.

Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan diare pada balita. Ibu perlu mendapatkan informasi mengenai kemungkinan interaksi antara obat diare dengan obat lain yang mungkin sedang dikonsumsi oleh balita. Hal ini untuk mencegah efek samping yang dapat membahayakan kesehatan balita.

Apoteker dan tenaga medis harus memberikan penjelasan yang jelas tentang interaksi obat yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya. Dengan pemahaman yang baik, ibu dapat lebih berhati-hati dalam memberikan obat dan menghindari kombinasi yang berbahaya.

Pengaruh Kesehatan

Pengetahuan yang baik tentang penanganan diare tidak hanya berdampak pada pemilihan terapi yang tepat, tetapi juga pada kesehatan keseluruhan balita. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dehidrasi dan komplikasi lainnya yang seringkali menyertai diare. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan balita.

Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perlunya peningkatan akses informasi kesehatan bagi ibu-ibu, khususnya di daerah yang memiliki angka kejadian diare tinggi. Dengan informasi yang memadai, ibu dapat mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare pada balita. Edukasi kesehatan yang memadai dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan membantu mereka dalam memilih terapi yang tepat. Oleh karena itu, program edukasi kesehatan perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi angka kejadian diare pada balita.

Selain itu, peran tenaga medis dan apoteker dalam memberikan informasi yang akurat dan jelas sangat penting dalam mendukung ibu dalam menangani diare pada balita. Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu dapat lebih percaya diri dalam mengambil tindakan yang tepat untuk kesehatan anak mereka.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan agar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya meningkatkan program edukasi kesehatan tentang diare bagi ibu-ibu. Program ini dapat dilakukan melalui penyuluhan rutin, penyebaran brosur informasi, dan konsultasi langsung dengan tenaga medis.

Selain itu, penting juga untuk memperkuat peran apoteker dalam memberikan edukasi dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan diare. Dengan dukungan yang memadai, diharapkan angka kejadian diare pada balita dapat menurun dan kesehatan balita dapat terjaga dengan lebih baik.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/12/hubungan-pengetahuan-ibu-terhadap-terapi-diare-pada-balita-di-rsia-muhammadiyah-malang-tahun-2018/feed/ 0
Evaluasi Pengelolaan dan Penyimpanan Vaksin Difteri di Puskesmas Kabupaten Blitar https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/evaluasi-pengelolaan-dan-penyimpanan-vaksin-difteri-di-puskesmas-kabupaten-blitar/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/evaluasi-pengelolaan-dan-penyimpanan-vaksin-difteri-di-puskesmas-kabupaten-blitar/#respond Sat, 11 Nov 2023 06:50:00 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=75 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode observasional untuk mengevaluasi pengelolaan dan penyimpanan vaksin difteri di Puskesmas Kabupaten Blitar. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan petugas kesehatan, pengamatan langsung di fasilitas penyimpanan vaksin, serta peninjauan dokumen terkait prosedur dan standar operasional.

Metode observasional dilakukan dengan mengamati kondisi fisik penyimpanan vaksin, termasuk suhu penyimpanan, kebersihan, dan kelengkapan fasilitas. Selain itu, wawancara dengan petugas kesehatan dilakukan untuk memahami pengetahuan dan kepatuhan mereka terhadap prosedur penyimpanan vaksin yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Puskesmas di Kabupaten Blitar telah mengikuti standar prosedur operasional yang ditetapkan untuk penyimpanan vaksin difteri. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan, seperti fluktuasi suhu yang tidak sesuai dengan standar yang dianjurkan dan kurangnya pemantauan berkala terhadap kondisi penyimpanan.

Selain itu, ditemukan bahwa beberapa Puskesmas mengalami kendala dalam hal logistik, seperti keterbatasan alat pendingin dan transportasi yang memadai untuk distribusi vaksin. Hal ini berdampak pada kualitas vaksin yang disimpan dan berpotensi menurunkan efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit difteri.

Diskusi

Diskusi hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar Puskesmas telah menerapkan prosedur penyimpanan yang baik, masih ada ruang untuk perbaikan, terutama dalam hal pemantauan suhu dan pengelolaan logistik. Pemantauan suhu yang konsisten sangat penting untuk memastikan kualitas vaksin tetap terjaga.

Selain itu, pelatihan dan edukasi bagi petugas kesehatan mengenai pentingnya penyimpanan yang tepat perlu ditingkatkan. Hal ini untuk memastikan bahwa semua petugas memahami dan dapat menjalankan prosedur dengan benar, sehingga kualitas vaksin dapat dipertahankan hingga diberikan kepada pasien.

Implikasi Farmasi

Implikasi dari temuan ini menunjukkan bahwa apoteker dan petugas kesehatan di Puskesmas perlu lebih memperhatikan aspek penyimpanan dan distribusi vaksin. Penguatan sistem pemantauan dan pengelolaan logistik vaksin dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan efektivitas program imunisasi.

Selain itu, perlu adanya dukungan tambahan dari pemerintah dalam bentuk penyediaan alat pendingin yang lebih canggih dan pelatihan berkelanjutan bagi petugas kesehatan. Langkah ini akan membantu mengatasi kendala logistik dan meningkatkan keselamatan serta efektivitas vaksin difteri.

Interaksi Obat

Dalam konteks interaksi obat, penting untuk memastikan bahwa vaksin difteri tidak disimpan bersama dengan obat-obatan lain yang dapat mempengaruhi stabilitas atau efektivitasnya. Vaksin harus disimpan di tempat yang terpisah dan memiliki kondisi penyimpanan yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Petugas kesehatan juga harus diberikan pelatihan mengenai potensi interaksi antara vaksin dan obat-obatan lain yang mungkin dikonsumsi oleh pasien. Ini untuk memastikan bahwa pemberian vaksin tidak menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan atau menurunkan efektivitas vaksin.

Pengaruh Kesehatan

Pengelolaan dan penyimpanan vaksin yang baik memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Vaksin yang disimpan dengan benar akan mempertahankan efektivitasnya dalam mencegah penyakit difteri, sehingga menurunkan angka kejadian penyakit tersebut di masyarakat.

Sebaliknya, jika vaksin tidak disimpan sesuai dengan standar yang ditetapkan, efektivitasnya bisa menurun dan berpotensi menyebabkan kegagalan imunisasi. Hal ini dapat berdampak serius pada kesehatan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengelolaan dan penyimpanan vaksin difteri di Puskesmas Kabupaten Blitar secara umum telah mengikuti prosedur yang ditetapkan, namun masih terdapat beberapa aspek yang perlu diperbaiki. Pemantauan suhu penyimpanan yang lebih ketat dan peningkatan fasilitas logistik menjadi kunci dalam memastikan kualitas vaksin.

Selain itu, pelatihan berkelanjutan bagi petugas kesehatan sangat penting untuk memastikan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam mengelola vaksin. Hal ini akan membantu meningkatkan efektivitas program imunisasi di daerah tersebut.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan antara lain:

  1. Peningkatan Fasilitas: Menyediakan alat pendingin yang lebih canggih dan sistem pemantauan suhu yang terintegrasi di setiap Puskesmas.
  2. Pelatihan Berkelanjutan: Mengadakan pelatihan rutin bagi petugas kesehatan mengenai prosedur penyimpanan dan penanganan vaksin yang baik.
  3. Pengawasan Berkala: Melakukan pengawasan dan evaluasi berkala terhadap kondisi penyimpanan vaksin di setiap Puskesmas.
  4. Dukungan Logistik: Meningkatkan dukungan logistik untuk memastikan distribusi vaksin berjalan lancar dan tepat waktu.

Dengan penerapan rekomendasi tersebut, diharapkan kualitas pengelolaan dan penyimpanan vaksin difteri di Puskesmas Kabupaten Blitar dapat ditingkatkan, sehingga efektivitas program imunisasi dapat terjaga.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/evaluasi-pengelolaan-dan-penyimpanan-vaksin-difteri-di-puskesmas-kabupaten-blitar/feed/ 0
Manajemen Terapi Obat pada Pasien Pediatri dengan Gangguan Perilaku https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/manajemen-terapi-obat-pada-pasien-pediatri-dengan-gangguan-perilaku/ https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/manajemen-terapi-obat-pada-pasien-pediatri-dengan-gangguan-perilaku/#respond Sat, 11 Nov 2023 05:57:00 +0000 https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/?p=98 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif retrospektif untuk mengevaluasi manajemen terapi obat pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku. Data diperoleh dari rekam medis pasien yang dirawat di beberapa klinik pediatri dan psikiatri selama lima tahun terakhir. Informasi yang dikumpulkan meliputi jenis obat yang diberikan, dosis, frekuensi pemberian, durasi terapi, efek samping yang dilaporkan, dan hasil penilaian klinis terhadap perubahan perilaku pasien.

Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan pola penggunaan obat dan distribusi efek samping. Selain itu, teknik statistik inferensial digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas terapi dan kejadian efek samping, seperti usia, jenis kelamin, jenis gangguan perilaku, dan komorbiditas lainnya.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat yang paling sering digunakan untuk mengelola gangguan perilaku pada pasien pediatri adalah stimulan (seperti metilfenidat dan amfetamin), antidepresan (seperti fluoksetin), dan antipsikotik (seperti risperidon). Penggunaan stimulan umumnya efektif untuk mengelola gejala gangguan perhatian dan hiperaktif, sementara antidepresan dan antipsikotik lebih sering digunakan untuk gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan spektrum autisme.

Sekitar 65% pasien menunjukkan perbaikan signifikan dalam gejala perilaku setelah memulai terapi obat. Namun, sekitar 30% pasien mengalami efek samping, seperti penurunan nafsu makan, gangguan tidur, dan perubahan suasana hati. Efek samping ini lebih sering dilaporkan pada pasien yang menerima stimulan dan antipsikotik. Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun terapi obat dapat efektif, pemantauan ketat dan penyesuaian dosis diperlukan untuk meminimalkan risiko efek samping.

Diskusi

Penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan individual dalam manajemen terapi obat pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku. Variabilitas dalam respons terhadap obat dan risiko efek samping menunjukkan perlunya penyesuaian dosis yang cermat dan pemantauan berkelanjutan. Selain itu, intervensi non-farmakologis seperti terapi perilaku dan konseling juga perlu dipertimbangkan sebagai bagian dari rencana pengobatan yang komprehensif.

Kolaborasi antara dokter, psikiater, apoteker, dan orang tua sangat penting untuk memastikan bahwa terapi obat diatur dengan baik dan pasien mendapatkan manfaat maksimal dengan risiko minimal. Edukasi orang tua tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapi dan pemantauan terhadap efek samping juga merupakan komponen kunci dalam manajemen gangguan perilaku pada anak.

Implikasi Farmasi

Implikasi dari penelitian ini bagi praktek farmasi adalah pentingnya pemantauan dan manajemen risiko yang ketat dalam penggunaan obat pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku. Apoteker harus secara aktif terlibat dalam penilaian kondisi pasien, pemilihan obat yang tepat, dan pemantauan terhadap efek samping.

Selain itu, penting untuk mengembangkan pedoman klinis yang berbasis bukti dan disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien. Ini termasuk rekomendasi untuk pemantauan rutin, penyesuaian dosis, dan intervensi non-farmakologis yang dapat melengkapi terapi obat. Edukasi orang tua dan pengasuh mengenai tanda-tanda awal efek samping dan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan juga sangat penting.

Interaksi Obat

Penelitian ini juga menemukan bahwa interaksi obat merupakan faktor penting dalam manajemen terapi pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku. Anak-anak yang menerima lebih dari satu jenis obat berisiko mengalami interaksi obat yang dapat meningkatkan risiko efek samping atau mengurangi efektivitas terapi.

Oleh karena itu, penting bagi dokter dan apoteker untuk mempertimbangkan potensi interaksi obat ketika meresepkan terapi kombinasi dan untuk memantau pasien secara ketat. Penyesuaian dosis dan pemantauan yang lebih sering mungkin diperlukan pada pasien yang menggunakan multiple medication regimens.

Pengaruh Kesehatan

Penggunaan obat yang tepat pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan dan perkembangan anak. Pengelolaan gejala perilaku yang efektif dapat meningkatkan kualitas hidup anak, membantu dalam proses belajar, dan memperbaiki hubungan sosial. Namun, efek samping yang tidak terkelola dengan baik dapat mengganggu perkembangan anak dan meningkatkan stres bagi keluarga.

Oleh karena itu, penting untuk mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam penggunaan obat, mengoptimalkan manfaat klinis sambil meminimalkan risiko efek samping. Ini termasuk pemantauan rutin, penyesuaian terapi berdasarkan respons individu, dan integrasi intervensi non-farmakologis dalam rencana pengobatan.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan obat pada pasien pediatri dengan gangguan perilaku dapat efektif dalam mengelola gejala, namun disertai dengan risiko efek samping yang signifikan. Pendekatan individual dalam pemilihan jenis obat, dosis, dan durasi terapi sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi.

Kolaborasi antara dokter, apoteker, psikiater, dan orang tua sangat penting dalam manajemen terapi ini. Kesimpulan ini menekankan perlunya pemantauan ketat dan manajemen risiko yang baik dalam penggunaan obat pada populasi ini.

Rekomendasi

Berdasarkan temuan penelitian, direkomendasikan agar klinik dan rumah sakit mengembangkan protokol manajemen terapi obat yang berbasis bukti untuk pasien pediatri dengan gangguan perilaku. Pendekatan individual dalam pemilihan jenis dan dosis obat, serta pemantauan ketat terhadap efek samping, sangat penting.

Edukasi orang tua mengenai pentingnya kepatuhan terhadap regimen terapi dan pengenalan tanda-tanda awal efek samping juga penting untuk memastikan manajemen terapi yang efektif dan aman. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi strategi manajemen terapi yang inovatif dan efektif bagi populasi ini, termasuk integrasi terapi non-farmakologis dan intervensi berbasis keluarga.

]]>
https://penerbit.poltekkes-mks.ac.id/2023/11/11/manajemen-terapi-obat-pada-pasien-pediatri-dengan-gangguan-perilaku/feed/ 0