Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Terapi Diare pada Balita di RSIA Muhammadiyah Malang tahun 2018

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada ibu-ibu yang memiliki balita penderita diare di RSIA Muhammadiyah Malang pada tahun 2018. Sampel penelitian diambil secara acak dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik chi-square untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare yang dilakukan.

Instrumen kuesioner terdiri dari pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tentang penyebab, gejala, dan penanganan diare pada balita. Selain itu, terdapat pertanyaan mengenai tindakan yang telah dilakukan oleh ibu dalam menangani diare pada balita mereka. Validitas dan reliabilitas kuesioner diuji sebelum digunakan untuk memastikan keakuratan data yang dikumpulkan.

Hasil Penelitian Farmasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare yang dilakukan. Ibu dengan tingkat pengetahuan yang baik lebih cenderung menggunakan terapi yang tepat sesuai dengan anjuran medis. Sebaliknya, ibu dengan pengetahuan yang kurang cenderung melakukan tindakan yang tidak sesuai atau bahkan berpotensi membahayakan kesehatan balita.

Sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik menggunakan oralit sebagai terapi utama untuk diare, sementara yang memiliki pengetahuan kurang cenderung menggunakan obat-obatan yang tidak direkomendasikan atau bahkan tidak memberikan terapi apapun. Hal ini menunjukkan pentingnya edukasi kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada balita.

Diskusi

Diskusi dalam penelitian ini menekankan pentingnya edukasi kesehatan bagi ibu-ibu dalam menangani diare pada balita. Ditemukan bahwa pengetahuan yang memadai sangat mempengaruhi keputusan ibu dalam memilih terapi yang tepat. Edukasi dapat dilakukan melalui berbagai media seperti penyuluhan, brosur, atau konsultasi langsung dengan tenaga medis.

Penelitian ini juga menunjukkan perlunya intervensi dari pihak rumah sakit dan tenaga medis untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang diare. Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu diharapkan dapat mengambil tindakan yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi diare pada balita, sehingga mengurangi angka kesakitan dan komplikasi yang dapat terjadi.

Implikasi Farmasi

Implikasi farmasi dari penelitian ini mencakup pentingnya peran apoteker dalam memberikan informasi yang akurat tentang penanganan diare. Apoteker harus aktif dalam memberikan edukasi kepada ibu-ibu mengenai obat-obatan yang aman dan efektif untuk digunakan pada balita yang menderita diare.

Selain itu, apoteker juga perlu memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan untuk terapi diare, seperti oralit dan zinc, serta memberikan petunjuk penggunaan yang jelas. Edukasi yang diberikan oleh apoteker dapat membantu meningkatkan pengetahuan ibu dan memastikan penggunaan obat yang tepat dan aman.

Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan diare pada balita. Ibu perlu mendapatkan informasi mengenai kemungkinan interaksi antara obat diare dengan obat lain yang mungkin sedang dikonsumsi oleh balita. Hal ini untuk mencegah efek samping yang dapat membahayakan kesehatan balita.

Apoteker dan tenaga medis harus memberikan penjelasan yang jelas tentang interaksi obat yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya. Dengan pemahaman yang baik, ibu dapat lebih berhati-hati dalam memberikan obat dan menghindari kombinasi yang berbahaya.

Pengaruh Kesehatan

Pengetahuan yang baik tentang penanganan diare tidak hanya berdampak pada pemilihan terapi yang tepat, tetapi juga pada kesehatan keseluruhan balita. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah dehidrasi dan komplikasi lainnya yang seringkali menyertai diare. Hal ini menunjukkan bahwa edukasi kesehatan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan balita.

Selain itu, penelitian ini juga menyoroti perlunya peningkatan akses informasi kesehatan bagi ibu-ibu, khususnya di daerah yang memiliki angka kejadian diare tinggi. Dengan informasi yang memadai, ibu dapat mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang lebih efektif.

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dan tindakan terapi diare pada balita. Edukasi kesehatan yang memadai dapat meningkatkan pengetahuan ibu dan membantu mereka dalam memilih terapi yang tepat. Oleh karena itu, program edukasi kesehatan perlu terus ditingkatkan untuk mengurangi angka kejadian diare pada balita.

Selain itu, peran tenaga medis dan apoteker dalam memberikan informasi yang akurat dan jelas sangat penting dalam mendukung ibu dalam menangani diare pada balita. Dengan pengetahuan yang lebih baik, ibu dapat lebih percaya diri dalam mengambil tindakan yang tepat untuk kesehatan anak mereka.

Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, direkomendasikan agar rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya meningkatkan program edukasi kesehatan tentang diare bagi ibu-ibu. Program ini dapat dilakukan melalui penyuluhan rutin, penyebaran brosur informasi, dan konsultasi langsung dengan tenaga medis.

Selain itu, penting juga untuk memperkuat peran apoteker dalam memberikan edukasi dan memastikan ketersediaan obat-obatan yang diperlukan untuk penanganan diare. Dengan dukungan yang memadai, diharapkan angka kejadian diare pada balita dapat menurun dan kesehatan balita dapat terjaga dengan lebih baik.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post