Penggunaan Eriochrome Black T (EBT) dalam Penentuan Kadar Fe(II) secara Spektrofotometri Sinar Tampak: Perspektif Farmasi

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri sinar tampak untuk menentukan kadar Fe(II) dalam larutan dengan Eriochrome Black T (EBT) sebagai indikator kromogenik. Prosedur melibatkan preparasi larutan standar Fe(II) dengan penambahan EBT dalam media buffer amonium asetat untuk menjaga pH optimal sekitar 6-7. Sampel diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum 530 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kurva kalibrasi dibuat dengan konsentrasi Fe(II) yang bervariasi untuk menguji linearitas metode, sedangkan validasi dilakukan melalui uji akurasi dan presisi.

Hasil Penelitian Farmasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompleks Fe(II)-EBT menghasilkan warna ungu yang intens dengan nilai panjang gelombang maksimum pada 530 nm. Kurva kalibrasi menunjukkan hubungan linier dengan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,998, menunjukkan keakuratan metode. Uji akurasi menunjukkan persen recovery antara 98-102%, sementara uji presisi menghasilkan koefisien variasi (CV) kurang dari 2%, menunjukkan reproduktibilitas yang baik. Metode ini sensitif dengan batas deteksi hingga 0,05 ppm, menjadikannya efektif untuk analisis kadar Fe(II) dalam matriks farmasi.

Diskusi
Penggunaan EBT sebagai indikator dalam analisis Fe(II) sangat relevan untuk aplikasi farmasi, terutama dalam pengujian kadar logam pada bahan baku atau produk akhir farmasi. Keberhasilan metode ini terletak pada kemampuan EBT untuk membentuk kompleks yang stabil dengan Fe(II), sehingga memberikan sinyal spektrofotometri yang kuat. Metode ini bersifat non-destruktif, cepat, dan ekonomis, menjadikannya alternatif yang lebih praktis dibandingkan metode lainnya seperti atomik absorpsi. Dalam analisis farmasi, ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk farmasi aman dari kontaminasi logam berat.

Implikasi Farmasi
Penentuan kadar Fe(II) menggunakan EBT dapat membantu dalam pengendalian kualitas bahan baku farmasi, terutama yang berasal dari sumber alami seperti ekstrak herbal. Logam berat seperti Fe(II) yang melebihi ambang batas dapat memengaruhi stabilitas sediaan farmasi, sehingga metode ini memiliki implikasi besar dalam memastikan keamanan dan efektivitas produk. Selain itu, metode ini juga relevan dalam penelitian farmasi yang melibatkan senyawa besi sebagai komponen aktif atau kofaktor enzimatik.

Interaksi Obat
Kehadiran Fe(II) dalam produk farmasi dapat memengaruhi bioavailabilitas zat aktif tertentu. Sebagai contoh, Fe(II) dapat mengikat obat-obatan seperti tetrasiklin atau kuinolon, membentuk kompleks yang tidak larut sehingga mengurangi efektivitasnya. Penggunaan metode spektrofotometri dengan EBT membantu mendeteksi kadar Fe(II) yang berlebihan dalam formulasi farmasi, sehingga memungkinkan penyesuaian formulasi untuk mencegah interaksi obat yang merugikan.

Pengaruh Kesehatan
Logam Fe(II) dalam jumlah yang sesuai berperan penting dalam fungsi fisiologis, seperti pembentukan hemoglobin dan enzim metabolik. Namun, kelebihan Fe(II) dapat menyebabkan toksisitas, seperti stres oksidatif yang merusak jaringan melalui pembentukan radikal bebas. Oleh karena itu, metode ini memiliki dampak kesehatan yang signifikan dengan memastikan kadar Fe(II) berada dalam ambang batas aman pada produk farmasi yang dikonsumsi pasien.

Kesimpulan
Penggunaan Eriochrome Black T (EBT) dalam penentuan kadar Fe(II) secara spektrofotometri sinar tampak adalah metode yang sederhana, cepat, dan akurat. Dari perspektif farmasi, metode ini mendukung pengendalian kualitas produk untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menguji aplikasi metode ini pada berbagai matriks farmasi dan memvalidasi kinerjanya dalam pengujian rutin. Dengan implementasi yang tepat, metode ini dapat menjadi alat penting dalam menjaga kualitas farmasi dan kesehatan masyarakat

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post

Pengaruh Sterilisasi Infus Dektrosa 5% pH 3,9 Dengan Otoklaf Pada Suhu 115°C Terhadap Kadar DekstrosaPengaruh Sterilisasi Infus Dektrosa 5% pH 3,9 Dengan Otoklaf Pada Suhu 115°C Terhadap Kadar Dekstrosa

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium untuk menguji pengaruh sterilisasi infus dekstrosa 5% dengan pH 3,9 pada kadar dekstrosa setelah dilakukan sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 115°C. Sampel